Beberapa hari setelah tanggal 5 Oktober, aku upload picture untuk Friendster dan ganti status pula. 2 hal yang seharusnya tidak aku lakukan pada saat ini. Omongan Uly soal "jangan pasang
foto kita berdua jadi primary foto yang..", bahkan enggak aku hiraukan. Aku pikir, aku punya hak untuk memasang foto siapapun di manapun,
selama tidak merugikan orang lain.
Foto itu, adalah foto kami berdua di rumah Lebak Bulus..judul fotonya "how about pink". Gak ada yang istimewa sebenernya..kami cuma pakai kaos pink giordano yang dibeli di cibubur junction waktu uly pulang Lebaran kemarin and a smiley face. That's all.
Tapi, tgl 22 november kemarin..uly cerita kalo "dewi tau semuanya..dia liat foto yang ada di friendster.." dan aku jadi berasa bersalah.
A : "trus gimana yang...?"
U : "dewi nangis dan marah..aku belum pernah liat dewi senangis dan semarah itu.."
A " "kamu bilang apa ke dewi..?"
U : "aku diam aja.."
A : "kamu udah telepon dia yang..?"
U : "udah...."
Ternyata, dewi menganggap jawaban yang gantung soal hubungan mereka tidak diartikan sebagai pernyataan putus. Dewi masih menganggap hubungan itu ada sampai sekarang, karena tidak ada pernyataan putus.
Sejak uly pindah ke mine site, sudah beberapa kali uly menanyakan soal kejelasan hubungan mereka. Uly butuh sesuatu yang pasti, yang bisa dia anggap sebagai masa depan dan harapan. Menurutku, dia perlu seseorang yang ada di sampingnya bukan hanya sebagai "pacar", tapi juga teman. Pertanyaan ini juga yang ditanyakan ke uly beberapa kali ke dewi, tapi dewi belum juga bisa menjawabnya.
Waktu dewi tau kalo aku dan uly sudah jadian, pantes aja dia marah. Itu selingkuh dan dewi pikir, aku adalah alasan uly untuk putus dari dewi. Cara dewi marah dan nangis, bikin uly pusing dan gak tau mau ngomong apa. Uly menganggap, dia yang paling bersalah. Bersalah karena bersikap plin plan dan gak jelas. Uly bilang, dia jujur masih lebih sayang ke dewi dibandingkan dengan aku. Bukan karena apa2, tapi karena masa pacaran mereka jauh lebih lama dibandingkan dengan aku.
I felt so damn sad..Bukan karena besarnya sayang uly ke dewi, tapi lebih kepada "why do have to hurt someone else's life..?".
Uly bilang, dia harus bertanggung jawab atas pilihan yang dia buat. Memilih aku. Walopun, uly memang sejak awal sudah bilang kalo keadaannya gak akan semulus
yang dibayangkan.
Dia berharap banyak pada hubungan kami. Sama banyaknya dengan harapan yang ada di depan mataku.
Reading to dewi : If you just could read this, I am so sorry..
Saturday, November 25, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment